Senin, 10 Oktober 2011

Lelang Fisik MRT Dibuka


KOMPAS/AGUS SUSANTOPengunjung mengamati maket dari Mass Rapid Transit (MRT) di arena Pekan Raya Jakarta (PRJ) di Jakarta, Senin (14/6/2010). Diperkirakan pada tahun 2020, Jakarta akan macet total karena pertumbuhan jalan yang kurang dari satu persen per tahun dan setiap harinya ada lebih dari 1.000 kendaraan bermotor baru turun di jalan di Jakarta.
JAKARTA, KOMPAS.com — Pada November mendatang, proses lelang fisik untuk pembangunanmass rapid transit (MRT) akan dibuka. PT MRT Jakarta pun akan mengumumkan konsorsium kontraktor yang telah lolos prakualifikasi pada bulan ini.
"Saya ingin tekankan, pembangunan MRT tidak akan dihentikan atau ditunda karena segala sesuatu terkait pembangunan telah siap sedia. Selain itu, MRT merupakan proyek yang berbeda dengan monorel. Jadi tidak ada hubungannya dengan tidak berlanjutnya proyek monorel," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Tribudi Raharjo di Jakarta, Senin (10/10/2011).
Konsorsium yang lolos prakualifikasi ini diberikan peluang untuk mengikuti tender fisik yang diperkirakan akan selesai sebelum April 2012. Nantinya, pada bulan tersebut, persiapan pekerjaan fisik sudah dilakukan untuk mendukung pembangunan fisik yang akan dimulai pada Juni 2012.
Ia mengungkapkan bahwa nama-nama konsorsium kontraktor yang lolos prakualifikasi sudah ada, tetapi belum dapat diumumkan kepada publik. Kendati demikian, PT MRT Jakarta berjanji akan mengumumkan nama-nama konsorsium kontraktor tersebut pada bulan ini.
"Nama-nama konsorsium kontraktor yang lolos prakualifikasi belum bisa diumumkan karena keputusan dari panitia lelang. Ini karena panitia lelang tersebut terdiri dari tiga unsur, yaitu PT MRT Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan Kementerian Perhubungan. Jadi, yang berhak untuk mengumumkan konsorsium kontraktor itu adalah panitia lelang, bukan PT MRT," urainya.
Konsorsium ini merupakan gabungan perusahaan dari Jepang dan Indonesia. Pemimpin dari konsorsium tersebut harus perusahaan Jepang.
Hal ini sesuai dengan syarat yang diberikan pemberi pinjaman, yaitu Japan International Corporation Agency (JICA). Adapun perusahaan Indonesia yang tergabung dalam konsorsium tersebut umumnya kontraktor yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN).
"Untuk kontraktor lokal memang ada persyaratan khusus, yaitu harus punya pengalaman, aset yang cukup, dan memiliki finansial yang kuat. Memang ada perusahaan swasta non-BUMN. Akan tetapi, hanya dua atau tiga perusahaan," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar